Sorak – sorai terdengar di seluruh penjuru kota, semua orang antusias mendukung Timnas Indonesia yang sedang bertanding pada babak Semi-Final gelaran AFF Cup U23, sebuah rekor baru untuk timnas pada gelaran ini.
Akupun menikmati pertandingan malam tadi, tapi dengan perasaan cemas dan tidak nyaman. Bukan karena kepemimpinan wasit yang sama-sama bisa kita saksikan memberikan beberapa keputusan yang kontroversial, atau karena kekalahan yang sebenernya bisa terlihat dari bagaimana lawan menguasai pertandingan di sepanjang babak pertama dan berhasil mendapatkan 2 gol pada babak kedua yang mengunci kemenangan.
Tapi aku teringat akan nasib klub kebanggaanku akan menjalani laga hidup mati sore nanti, laga yang akan menentukan kiprah sang Pendekar Cisadane untuk tetap bertahan di kasta tertinggi sepakbola nasional.
Hal yang kita dapatkan dengan banyak pengorbanan dan susah payah, dari mulai di curangi wasit, di permainkan oleh para mafia sepakbola,yang entah bagai mana wujudnya tapi sangat nyata dan dapat dirasakan aksinya dalam mengatur jalannya sebuah pertandingan.
Hingga nyawa supporter yang hilang saat mendukung tim kebanggaan untuk bisa kembali ke kasta tertinggi seperti yang kita rasakan saat ini.
Musim ketiga berada kembali di kasta tertinggi, Persita terjerembab di zona degradasi, hanya mampu menang 9 kali, Seri 9 Kali dan menelan 15 kali kekalahan. Padahal diawal musim Managemen menargetkan untuk finish di 5 besar tapi kenyataanya berbanding terbalik.
Namun bukan saat yang tepat untuk saling menyalahkan, memang musim ini adalah musim dimana kita semua gagal dalam menjaga arah klub juga keharmonisan dalam sebuah ikatan perasaan yang sama.
Jadi satu – satunya hal yang bisa kita lakukan saat ini adalah :
DATANG DAN PENUHI SETIAP SUDUT – SUDUT TRIBUN,
BAKAR SEMANGAT PARA PENDEKAR, DAN
TEROR MENTAL LAWAN!
DEMI MENJAGA MARWAH DAN HARGA DIRI KLUB KEBANGGAAN
ditulis oleh Arif Rizki