Boikot! Keputusan itu menjadi kesepakatan dari kelompok North Legion, ini bentuk kekecewaan atas tidak adanya rasa tanggung jawab atas hilangnya potensi 9 poin dari 5 pertandingan Persita Tangerang.
Luis Duran Edmundo sebagai pelatih mengaku bertanggung jawab atas raihan 1 poin dari 6 pertandingan, total 1 kali seri dengan sisanya mengalami 5 kekalahan beruntung. Namun, tanggung jawab itu hanya dalam lisan, bukan ditebus dengan poin minimal seri saat bertandang ke Samarinda melawan Borneo FC. Dari keputusan yang diambil, ada yang menanggapi dengan suara sumbang, pro dan kontra. Tetapi, saya tidak ambil pusing karena itu hak mereka berkomentar. Poin yang harus ditekankan adalah bagaimana memberikan tekanan kepada jajaran manajemen, pelatih dan pemain bahwa kami tidak main-main dalam bersikap dan mendukung Persita.
Berbagai cara sudah pernah kami coba agar Persita bisa bangkit, mulai dari diskusi, datang ke latihan, mendukung saat latihan agar termotivasi, tetapi ternyata cara itu tidak berhasil. Target 4 poin dari dua laga sebelum melawan Borneo FC saja nihil, justru malah jatuh di lubang yang sama saat melawan Borneo.
Saya sempat mendapat keterangan dari salah satu tokoh klub, Luis hanya akan menjadi caretaker menggantikan Alvredo Vera selama sisa musim. Tetapi, ternyata Luis dijadikan pelatih tetap. Sejak awal saya sudah tidak begitu yakin dengan dia.
“Dia kan legend Persita” Ah, itu tidak berlaku buat saya. mau dia legend atau bukan, pernah berprestasi saat bawa Persita kembali ke kasta teratas bukan jadi jaminan dia akan berhasil. Apalagi Luis belum punya jam terbang di klub profesional. Lisensi kepelatihan CONMEBOL Pro tidak menjamin dia bisa bawa Persita lebih baik, jika jam terbang belum ada.
Catatan karir Luis sebagai pelatih memang tidak banyak tercatat. tetapi sejauh ini yang diketahui dia belum pernah memegang tim profesional kasta teratas liga manapun. Usai pensiun Luis baru sekali melatih tim pro walaupun kelas junior. Dia dipercaya memegang Persita Elite Pro Academy (EPA) atau Persita Junior, lalu tiba-tiba menjadi caretaker dan justru diangkat menjadi Pelatih kepala Persita senior.
Melihat keputusan ini dan rentetan kekalahan kemarin, saya berpikir, kok persita seperti jadi ajang coba-coba ya? mengapa tidak dipercayakan kepada yang lebih berpengalaman? Di Persita EPA saja belum mencatatkan prestasi. Saat kalah lawan Barito Putera di pertandingan perdana Liga 1 saja saya sudah pesimis. Walau sempat terangkat dengan dua kemenangan melawan Rans dan Persija, tapi sejujurnya saya kurang yakin akan berjalan mulus ke depan. apalagi belum bertemu tim yang secara komposisi pemain merupakan tim berat.
Percuma memiliki Walter Zenga yang legend Inter Milan sebagai direktur teknik, tetapi pelatih dan direktur teknik tidak memiliki koneksi yang kuat.
Ingatlah, Persita bukan tempat buat COBA-COBA! biarkan Luis mematangkan dulu pengalaman kepelatihannya dari junior, dan membuktikan diri dengan prestasi, baru setelah itu masuk ke level lebih atas.
Persita tim profesional yang mengarah menjadi tim yang modern, Jangan jadikan Persita sebagai kelinci percobaan orang yang belum matang!
Rabu, 30 Agustus 2023 00.15 WIB Muhammad Olga Abdella